01 Februari 2008

Diam


Entah mengapa (kayaknya saya suka memulai postingan dengan kata-kata ini ya???) akhir-akhir ini saya lebih suka diam. Saya yang biasanya aktif dalam dunia ”talk show” kini lebih suka diam, nonton aja. Udah kayak Mahatma Gandhi gitu. Orang-orang, terutama teman-teman saya, jadi heran liat saya. Dikiranya saya ada masalah keluargalah, ada musuhlah, atau apalah sampai saya jadi diam begitu. Orang-orang juga pada takut nanya karena dikiranya saya marah pada mereka. Padahal saya nunggu ditanya. Hahaha...

Btw, saya memutuskan untuk diam karena beberapa hal. Gak beberapa sih, tapi cuma 2 hal aja. Pertama, karena akhir-akhir ini banyak sekali orang yang cepat ngambil kesimpulan tentang saya walaupun belum kenal bahkan hanya lewat ngeliat aja. Ganesha itu beginilah, Ganesha itu begitulah. Saya ngomong gini dikatain itulah, ngomong gitu dikatain inilah. Saya berbuat sesuatu dikatain ada maksud lainlah. Padahal mereka sama sekali gak ngenal saya. Bahkan ada yang berani komen padahal ketemu saya aja belum. Siapa lo????? (make gaya iklan ’Obsesi Sutradara’) Makanya saya ngambil keputusan untuk diam aja. Diam mungkin jadi solusi yang terbaik bagi saya. Soalnya saya mikir, kalo mau dipikirin saya bisa stress. Mau diklarifikasi, si pembuat gosip alias komentator tak bertanggung jawab itu malah seneng karena perkataannya ditanggepin. Ya sekalian saya berlatih memiliki mental seorang selebritis.

Kedua, alasan yang (sedikit) bego. Karena selama ini saya udah jadi pembicara yang ulung. Bukan ulung lagi, tapi super duper professornya ngomong. Makanya saya pikir, mungkin ini saat yang tepat untuk berlatih menjadi pendengar yang baik. Diam dan mendengarkan. Diam itu emas bukan???

Tidak ada komentar: