20 Maret 2008

Kamis Putih, Momen Untuk Saling Mengasihi

Malam ini, diadain ibadah Kamis Putih di gereja saya. Ini udah jadi tradisi dalam perayaan Paskah di gereja saya di Sorowako. Mmm..emang gak lazim dan gak dijalankan oleh gereja-gereja pada umumnya sih. Malah beberapa orang dari denominasi luar bertanya, ngambil tradisi dari Katolik ya? Menurut saya, itu bukan esensinya sih. Yang penting adalah bagaimana kita bisa menghayati ibadah kita itu terlepas itu tradisi atau nggak.

Di ibadah Kamis Putih itu, kita make baju bernuansa putih. Bukan kewajiban sih, tapi kayaknya udah jadi kebiasaan yang gak tertulis gitu. sama dengan kalo Jumat Agung kita make baju hitam. Bukan kewajiban sih kalo make dress code begitu, tapi itu udah jadi tradisi kita.

Inti dalam Kamis Putih adalah kesediaan dalam melayani. Nah di ibadahnya ada prosesi pembasuhan kaki. Pendeta bersama beberapa majelis akan membasuh kaki beberapa jemaat yang ditunjuk menjadi wakil. Intinya sih adalah kesediaan untuk melayani dan merendahkan diri. Ketika kita ingin melayani orang, kita harus terlebih dahulu merendahkan diri kita. Bukan rendah diri minder lo, tapi sikap hati sebagai hamba dan pelayan. Kan gak mungkin kita membasuh kaki sambil berdiri!!

Selain itu, ada juga perjamuan kasih. Intinya juga salaing melayani sih. disimbolkan dengn ngambil kue yang disediain trus kita ngasih ke orang lain sambil ngomong ”aku mengasihimu.”

Kamis putih menjadi momen bagi kita untuk salaing melayani sesama. Lebih merendahkan diri seperti hamba untuk bisa melayani orang lain. Kita melayani, karen Dia udah lebih dulu melayani kita.

Tidak ada komentar: